Peserta Konvensi Demokrat di Bali akan Jalani Ritual Khusus
~ on Kamis, 13 Februari 2014 ~ 0 commentsPara calon presiden peserta Konvensi Partai Demokrat akan saling beradu visi. Pada Selasa pekan depan, 18 Februari 2014, sebelas peserta akan “berkompetisi” di Bali. Seluruhnya sudah positif akan hadir.
Ditemui di Denpasar, Kamis, 13 Februari 2014 Ketua DPD Partai Demokrat Bali, Made Mudarta mengungkapkan, akan ada yang berbeda dalam adu visi peserta konvensi kali itu. Mereka harus menjalani ritual budaya khusus.
Di hadapan 1.500 undangan yang terdiri atas kader, calon legislatif Demokrat, serta tokoh masyarakat, peserta memaparkan visi misi “ditemani” dupa. “Di masing-masing meja peserta akan dinyalakan banten (sesajen) dan dupa,” kata Mudarta.
Tujuannya, Mudarta melanjutkan, agar yang disampaikan dalam adu visi benar-benar dari hati para peserta konvensi. “Juga sebagai pertanda bahwa Tuhan menyaksikan paparan visi misi mereka,” ujarnya.
Tak hanya itu, kesebelas peserta juga akan berdandan ala Bali. Mereka menggunakan udeng (topi sembahyang khas Bali) dan saput (ikat pinggang khas Bali).
Menurut Mudarta, konsep pemaparan visi misi di Bali mengedepankan konsep Tri Hita Karana (hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan). Ia pun berharap, visi yang digagas para peserta berkaitan dengan Bali.
“Yakni konten adat, budaya, dan pariwisata,” ia menyebutkan.
Tenda Roboh Sementara itu, hari ini para peserta Konvensi Demokrat beradu visi di Surabaya, Jawa Timur. Debat terbuka itu diwarnai hujan angin. Sebelas tenda untuk peserta konvensi di halaman depan Grand City, ambruk.
Atribut, pernak-pernik, gambar peserta, sampai tenda besar milik Dahlan Iskan, juga berantakan diterjang angin. Itu terjadi sekitar pukul 15.30 sore tadi, sesaat setelah seluruh peserta konvensi masuk ke dalam gedung dan memulai debat terbuka.
“Ambruknya bersamaan dengan turun hujan deras dan angin kencang,” ujar Basori, pendukung salah satu kandidat capres.
Bersamaan dengan itu, kerumunan orang pendukung capres dengan berbagai seragam, berhamburan. Mereka berlarian berteduh. Beruntung, tidak ada korban luka serius. Beberapa orang dikabarkan sempat tertimpa reruntuhan saat berlarian menyelamatkan diri.
Atas peristiwa itu, belum ada yang bisa dimintai keterangan. Penanggung jawab pemasangan tenda juga tidak berada di tempat.
Ditemui di Denpasar, Kamis, 13 Februari 2014 Ketua DPD Partai Demokrat Bali, Made Mudarta mengungkapkan, akan ada yang berbeda dalam adu visi peserta konvensi kali itu. Mereka harus menjalani ritual budaya khusus.
Di hadapan 1.500 undangan yang terdiri atas kader, calon legislatif Demokrat, serta tokoh masyarakat, peserta memaparkan visi misi “ditemani” dupa. “Di masing-masing meja peserta akan dinyalakan banten (sesajen) dan dupa,” kata Mudarta.
Tujuannya, Mudarta melanjutkan, agar yang disampaikan dalam adu visi benar-benar dari hati para peserta konvensi. “Juga sebagai pertanda bahwa Tuhan menyaksikan paparan visi misi mereka,” ujarnya.
Tak hanya itu, kesebelas peserta juga akan berdandan ala Bali. Mereka menggunakan udeng (topi sembahyang khas Bali) dan saput (ikat pinggang khas Bali).
Menurut Mudarta, konsep pemaparan visi misi di Bali mengedepankan konsep Tri Hita Karana (hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhan). Ia pun berharap, visi yang digagas para peserta berkaitan dengan Bali.
“Yakni konten adat, budaya, dan pariwisata,” ia menyebutkan.
Tenda Roboh Sementara itu, hari ini para peserta Konvensi Demokrat beradu visi di Surabaya, Jawa Timur. Debat terbuka itu diwarnai hujan angin. Sebelas tenda untuk peserta konvensi di halaman depan Grand City, ambruk.
Atribut, pernak-pernik, gambar peserta, sampai tenda besar milik Dahlan Iskan, juga berantakan diterjang angin. Itu terjadi sekitar pukul 15.30 sore tadi, sesaat setelah seluruh peserta konvensi masuk ke dalam gedung dan memulai debat terbuka.
“Ambruknya bersamaan dengan turun hujan deras dan angin kencang,” ujar Basori, pendukung salah satu kandidat capres.
Bersamaan dengan itu, kerumunan orang pendukung capres dengan berbagai seragam, berhamburan. Mereka berlarian berteduh. Beruntung, tidak ada korban luka serius. Beberapa orang dikabarkan sempat tertimpa reruntuhan saat berlarian menyelamatkan diri.
Atas peristiwa itu, belum ada yang bisa dimintai keterangan. Penanggung jawab pemasangan tenda juga tidak berada di tempat.